Jadwal Sholat Daerah Malang

Trik n Tips

::

Welcome to Berbagi Blog, place to share everything

Jumat, 02 April 2010

BERUSAHALAH MERUBAH NASIB*

(Dr. ‘Â’id ‘Abdullah al QarnÎ)**

Allah SWT berfirman, “ Allah tidak akan mengubah nasib suatu bangsa, sampai mereka mengubah apa yang ada di dalam jiwa mereka.” (QS. Ar-Ra’d [13]:11).

Perubahan datang dari dalam jiwa. Orang yang merasa ridha, maka keridhaan akan menjadi miliknya, dan orang yang merasa kesal, maka kekesalannya itu pun akan akan melilitnya. Orang yang optimis akan meraih kebaikan di masa depan, akan benar-benar meraihnya, dan orang yang membuka peluang kagi keburukan, benar-benar akan menemuinya.

Kebahagiaan datang dari dalam jiwa, sebab ia adalah perasaan yang ada di dalam jiwa, yang membuat jiwa melihat sisi terang kehidupan. Kesengsaraan juga datang dari dalam jiwa, yakni ketika jiwa melihat sisi gelap kehidupan. Kecintaan kepada orang lain datang dari dalam jiwa, ketika jiwa memikirkan sifat-sifat terhormat meraka, serta kesetiaan dan kebaikan mereka. Rasa benci kepada orang lain juga datang dari dalam jiwa, ketika jiwa melihat keculasan, kecuringaan, dan ketidak patuhan mereka.

Kegembiraan datang dari dalam jiwa, yakni ketika ia dibanjiri cita-cita, optimisme, husnuzhon, pengharapan yang mulia, penantian akan datangnya pertolongan Allah, dan keridhaan terpenuhi keputusasaan, pesimisme, kekecewaan, kegagaan, su’uzon, terkaan-terkaan yang buruk, dan penantian akan datangnya hal-hal yang tak disukai.

Orang-yang mengubah kejelekan yang ada di dalam jiwanya dan bertobat, lalu kembali kepada Allah dan mengganti kejelekan itu dengan kebaikan, akan dibukakan pintu baginya menuju Tuhan. Allah SWT berfirman, “Orang-orang yang berjuang di jalan Kami, akan Kami tunjukkan mereka kepada jalan-jalan Kami.” (QS.al-‘Ankabut:69) tapi, orang yang berbalik, berpaling dari Allah, dan menolak hidayah, akan didatangi oleh kesesatan. Allah SWT berfirman.” Ketika mereka telah memilih kesesatan, maka Allah menyesatkan mereka. (QS.ash-Shaf[16]:5)

Jika seseorang merasa bahwa penyakit yang menimpanya hampir hilang dan dia akan segera sembuh, maka karunia dan pertolongan Allah adan menghampirinya. Tetapi, jika dia pesimis akan kesembuhannya dan memperkirakan hal-hal yang tidak disuaki, maka bencana akan menghampirinya.

Nabi Muhammad SAW pernah mengunjungi seorang Arab Badui yang terserang demam, lalu beliau SAW menghiburnya dengan mengatakan, “Tak mengapa, Insya Allah akan segera sembuh”. Akan tetapi, orang itu tidak menerima pengharapan baik tersebut dan justru berkata, “ ini demam yang hebat, menyerang orang tua renta yang akan segera meninggal duni.” Maka Nabi SAW pun mengatakan, “ Baiklah kalau begitu.”13 Artinya, jika orang Badui itu menginginkan hal itu , maka itulah baginya.

Dua orang penya’ir dijebloskan ke dalam penjara; yang satu optimis akan bebas, sedangkan yang lain pesimis akan hal tersebut. keduanya memandang keluar jendela bilik mereka. Yang optimis memandang ke arah bintang-bintang lalu tersenyum, sedangkan yang pesimis memandang kearah lumpur jalanan lalu menangis.


Si pintar merasa sengsara dalam kenikmatan

Sedangkan si bodoh berbahagia dalam kesengsaraan


Pada masa Nabi Muhammad saw, orang-orang Arab menginfakkan harta untuk keperluan jihad. Ada yang menganggapnya jalan mendekatkan diri kepada Allah, tetapi ada pula yang mengaggapnya kerugian. Yang pertama pendapatkan pahala, yang kedua tidak mendapatkan keuntungan, malah kerugian. Yang mereka infakkan sama saja, pembedanya adalah niat di dalam hati mereka.

Ada kata mutiara yang sangat indah: Hidup Anda tersusun oleh pikiran-pikiran, sebab hidup tak lain dari keputusan Anda untuk mencintai atau membenci sesuatu.


Mata sang pecinta terbutakan dari melihat segalah cela

Sedang mata sang pembenci melihat segala noda


Allah mengetahui adanya keimanan di dalam hati para sahabat, maka Dia memberikan ketenangan kepada mereka, dan mengetahui adanya kotoran di dalam hati orang-orang munafik, maka Dia membuat hati mereka semakin kotor.

Para sahabat menjadikan hati mereka menara-menara penerima cahaya dari langit, sedangkan orang-orang kafir menjadikan hati mereka tong-tong sampah penampung bangkai-bangkai pikiran kotor.

Orang-orang yang tersesat takkan mendapat hidayah sebelum ia mulai satu langkah dari dalam jiwanya untuk mengejar petunjuk dan menyambut cahaya. Dalam hadits Qudsi disebutkan, “Orang yang berjalan kepada-Ku sambil berjalan, akan Ku-sambut dengan berlari.”14

Orang yang telah mendapat petunjuk pun takkan tersesat sampai dia meniatkan penyimpangan dan mengitikadkan keburukan. Allah SWT berfirman. “Jika Allah mengetahui ada kebaikan di dalam diri mereka, pasti Dia akan memperdengarkan petunjuk kepada mereka.” (QS.al-Anfậl [8]:23)

Orang yang dikaruniai nikmat akan selalu dilimpahi kenikmatan selama dia tidak mengubahnya dengan kekafiran dan menggaantinya dengan kedurkahaan. Cobaan Tuhan pun akan terus melekat pada orang yang dicobai sampai dia bertobat dari penyimpangannya dan kembali dari kesesatannya. Allah SWT brfirman, “Orang-orang yang kafir kepada Tuhannya, amalan-amalan mereka seperti abu yang ditiup angin dengan keras pada hari yang berangin kencang. Mereka tidak dapat mengambil manfaat sedikit pun dari perbuatan mereka di dunia. Yang demikian itu adalah kesesatan yang sangat jelas.” (QS. Ibrahîm [14]: 18)

Itulah sunnatullah yang berlaku dan sunnatullah ini tidak akan berubah selama-lamanya. Jika seseorang hakim memvonis berdasarkan bisikan jiwa dan menegakkan keadilan dalam perkara yang ditanganinya, maka keagungannya akan abadi dan kemuliaanya akan kekal. Allah SWT berfirman,”Dan, Kami kuatkan kerajaanya.’ (QS.Shâd [38]:20) Tetapi, jika hakim itu berubah secara tidak adil, maka kepribadiannya akan hancur dan kekuatannya akan goyah. Allah SWT berfirman. “Itulah rumah-rumah mereka dalam keadaan runtuh desebabkan kezaliman mereka.” (QS. An-Naml [27] :52)


TAKKAN BERUBAH APA PUN YANG ANDA MILIKI SAMPAI ANDA MENGUBAHNYA TERLEBIH DULU DI DALAM ANDA.



*‘Â’id ‘Abdullah al QarnÎ.2004. Silahkan Terpesona. Sahara Publisher:Jakarta

** Penulis dari buku Silahkan Terpesona

0 komentar:

Posting Komentar